Wednesday 28 December 2011

"8 Program Pembinaan Usia Muda PSSI Siap Dimulai Januari 2012"

Hiruk pikuk yang terjadi di PSSI sejauh ini belum mempengaruhi pembinaan usia muda yang digagas otoritas tertinggi sepak bola Indonesia tersebut. Bahkan, Januari 2012 mendatang, PSSI siap menjalankan delapan program pembinaan yang telah dirumuskan.

"Program bakal mulai jalan Januari 2012 mendatang. Semua sudah siap. Semoga bisa lancar dan berkualitas," ungkap Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI, Timo Scheunemann

Lebih lanjut, Timo menjelaskan ada delapan program yang telah digagasnya untuk membina talenta-talenta nomor wahid Indonesia tersebut. Program-program tersebut antara lain:

1. Mengadakan kompetisi untuk kelompok usia U-12, U-14, U-16 dan U-18 antar sekolah sepak bola di level Pengcab PSSI. Kemudian mengadakan kompetisi antar juara tingkat Pengcab PSSI di level Pengprov. Muaranya, juara-juara di level Pengprov akan diadu di tingkat nasional, yang bakal diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

2. Mengadakan program scouting di 37 titik mulai dari Banda Aceh sampai Jayapura

3. Membentuk enam akademi Nusantara, untuk mendidik bibit-bibit pemain di tiap region. Akademi ini bakal dibuka serentak Juni 2012, bersamaan dengan tahun ajaran baru. Rencananya enam kota yang bakal menjadi lokasi akademi ini adalah: Padang, Bandung, Malang, Balikpapan, Makassar dan Manokwari

4. Mengadakan verifikasi dan kualifikasi sekolah sepak bola dan memasukkan ke dalam kategori bintang 1-3. Pengkategorian ini berdasar kualitas program dan fasilitas yang dimiliki sekolah sepak bola tersebut. Hal ini diharapkan bakal memacu mereka untuk memperbaiki kualitas.

5. Melakukan standarisasi kurikulum untuk sekolah sepak bola di seluruh Indonesia. Kurikulum ini akan dibuat berjenjang berdasar kelompok umur. Setelah kelar, kurikulum ini bakal bisa diunduh siapapun yang membutuhkan.

6. Mengembangkan kepelatihan pelatih usia muda. Program ini sangat penting karena pendidikan pelatih merupakan sebuah hal yang vital untuk dibenahi.

7. Mengadakan kerja sama dengan televisi-televisi untuk membuat program SSB TV yang berisi tentang kepelatihan dan pengetahuan bola pada umumnya. Hal ini akan sangat menunjang program nomor empat dan nomor enam.

8. Mengembangkan website Indonesia Muda. Website ini bakal berfungsi sebagai bank data pemain, informasi dan sosialisasi program usia muda dan mengumpulkan saran-saran bagi program pengembangan usia muda.

Sementara itu, Timo juga berharap agar program-programnya tetap tidak terganggu oleh hiruk pikuk yang terjadi di tubuh PSSI.

"Semoga saja, program-program ini tidak terpengaruh karena penting untuk masa depan Indonesia. Saya berusaha untuk memberi yang terbaik. Tapi, saya juga perlu dukungan," harapnya ..

10 Makanan Paling Bergizi menurut para dokter kesehatan seluruh Dunia

Alpukat
Jangan salah mengartikan lemak yang terkandung pada buah alpukat. Lemak alpukat termasuk dalam kelompok lemak tak jenuh tunggal sehingga tidak akan membuat perut Anda gendut. Buah alpukat justru dapat menurunkan kolesterol. Para peneliti menemukan bahwa mengganti hanya 5 persen dari kalori yang berasal dari lemak jenuh (mentega atau keju) dengan lemak tak jenuh tunggal (alpukat) bisa memangkas risiko serangan jantung lebih dari sepertiga. Manfaat tambahan lainnya, alpukat juga tinggi kandungan beta-sitosterol, sterol tanaman yang menghambat penyerapan kolesterol dari makanan, bertindak sebagai senyawa antikanker (glutatin) dan antioksidan kuat.

Kacang
Kacang sebenarnya baik untuk jantung Anda karena kacang mampu menyerap kolesterol sehingga tubuh dapat membuangnya sebelum menempel pada dinding arteri. Studi menemukan bahwa diet tinggi serat larut dapat mengurangi kolesterol total sebesar 10-15 persen. Sebuah studi terakhir bahkan menunjukkan, makanan yang bersumber dari biji-bijian termasuk dalam kelompok teratas dengan kategori tingkat antioksidan tertinggi.

Blueberries
Kandungan senyawa antioksidan pada blueberries yang disebut flavonoid atau lebih dikenal anthocyanin berfungsi menangkal penyakit jantung, kanker, dan kebutaan terkait usia dan kehilangan memori. Seperti halnya sepupu mereka cranberry, blueberry terbukti dapat mencegah infeksi saluran kemih, berkat epicatechins antioksidan, yang menjaga bakteri tidak menempel ke dinding kandung kemih. Bahkan, serat dalam blueberry ampuh dalam menangkal sembelit.

Brokoli
Brokoli adalah salah satu makanan pelawan kanker, berkat kehadiran senyawa sulfur, seperti sulforaphane. Mengonsumsi lebih banyak brokoli bisa memangkas risiko seseorang dari kanker payudara, kanker paru-paru, dan kanker usus besar. Sulforaphane juga telah terbukti khasiatnya untuk membunuh bakteri yang menyebabkan bisul.

Brokoli juga merupakan sumber terbaik kalsium dan potasium sehingga baik untuk tulang serta mengatur tekanan darah Anda. Vitamin C dan beta-karoten juga dapat melindungi mata Anda dari katarak dan menjaga sel-sel otak dari serangan radikal bebas.

Cokelat hitam
Cokelat hitam mengandung sejumlah besar flavonoid, jenis antioksidan. Bahkan, kandungan flavonoid pada cokelat gelap lebih banyak daripada makanan lainnya. Studi menemukan bahwa antioksidan dapat meningkatkan tekanan darah, mencegah penggumpalan darah, memperlambat oksidasi kolesterol LDL, dan mengurangi peradangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makan 45 gram (1,5 ons) per hari dapat mengurangi risiko serangan jantung sebesar 10 persen. Makan cokelat hitam gelap juga dapat menurunkan resistensi insulin, masalah utama di balik diabetes.

Benih lenan (flaxseed)
Biji lenan bekerja layaknya seperti hormon estrogen dalam tubuh, menghalangi reseptor estrogen pada sel dan memberikan kontribusi terkait penurunan tingkat hormon tertentu yang berhubungan dengan kanker, seperti kanker payudara. Flaxseed juga merupakan sumber fantastis alpha-linolenic acid (ALA), suatu asam lemak esensial yang digunakan tubuh untuk membuat asam lemak omega-3. ALA berfungsi mengencerkan darah dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

Saturday 24 December 2011

Infeksi HIV

DEFINISI
Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus)
adalah suatu infeksi oleh salah satu dari 2 jenis
virus yang secara progresif merusak sel-sel darah
putih yang disebut limfosit, menyebabkan AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan
penyakit lainnya sebagai akibat dari gangguan
kekebalan tubuh.
Pada awal tahun 1980, para peneliti menemukan
peningkatan mendadak dari 2 jenis penyakit di
kalangan kaum homoseksual di Amerika.
Kedua penyakit itu adalah sarkoma Kaposi (sejenis
kanker yang jarang terjadi) dan pneumonia
pneumokista (sejenis pneumonia yang hanya
terjadi pada penderita gangguan sistem
kekebalan).
Kegagalan sistem kekebalan tubuh yang
mengakibatkan timbulnya 2 jenis penyakit yang
jarang ditemui ini sekarang dikenal dengan AIDS.
Kegagalan sistem kekebalan juga ditemukan pada
para pengguna obat-obatan terlarang yang
disuntikkan, penderita hemofilia, penerima
transfusi darah dan pria biseksual.
Beberapa waktu kemudian sindroma ini juga
mulai terjadi pada heteroseksual yang bukan
pengguna obat-obatan, bukan penderita hemofilia
dan tidak menerima transfusi darah.
AIDS sudah menjadi epidemi di Amerika Serikat
dengan lebih dari 500.000 orang terjangkit dan
300.000 meninggal sampai bulan Oktober 1995.
WHO memperkirakan 30-40 juta penduduk dunia
akan terinfeksi HIV pada tahun 2000.
PENYEBAB
Terdapat 2 jenis virus penyebab AIDS, yaitu HIV-1
dan HIV-2.
HIV-1 paling banyak ditemukan di daerah barat,
Eropa, Asia dan Afrika Tengah, Selatan dan
Timur. HIV-2 terutama ditemukan di Afrika Barat.
PERJALANAN PENYAKIT
Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke
dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang
disebut limfosit.
Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA
sel yang terinfeksi.
Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada
akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan
partikel virus yang baru.
Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi
limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki
suatu reseptor protein yang disebut CD4, yang
terdapat di selaput bagian luar.
Sel-sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya
disebut sel CD4+ atau limfosit T penolong.
Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan
mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan
(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T
sitotoksik), yang kesemuanya membantu
menghancurkan sel-sel ganas dan organisme
asing.
Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T
penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem
tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi
dan kanker.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan
kehilangan limfosit T penolong melalui 3 tahap
selama beberapa bulan atau tahun:
1. Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4
sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada
beberapa bulan pertama setelah terinfeksi
HIV, jumlahnya menurun sebanyak
40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita
bisa menularkan HIV kepada orang lain
karena banyak partikel virus yang terdapat
di dalam darah. Meskipun tubuh berusaha
melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu
meredakan infeksi.
2. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus
di dalam darah mencapai kadar yang stabil,
yang berlainan pada setiap penderita.
Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit
kepada orang lain terus berlanjut.
Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar
limfosit CD4+ yang rendah membantu
dokter dalam menentukan orang-orang
yang beresiko tinggi menderita AIDS.
3. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah
limfosit CD4+ biasanya menurun drastis.
Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL darah,
maka penderita menjadi rentan terhadap
infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada
fungsi limfosit B (limfosit yang menghasilkan
antibodi) dan seringkali menyebabkan produksi
antibodi yang berlebihan.
Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan
HIV dan infeksi yang dialami penderita, tetapi
antibodi ini tidak banyak membantu dalam
melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS.
Pada saat yang bersamaan, penghancuran
limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan
berkurangnya kemampuan sistem kekebalan
tubuh dalam mengenali organisme dan sasaran
baru yang harus diserang.
PENULARAN
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan
cairan tubuh yang mengandung sel terinfeksi atau
partikel virus.
Yang dimaksud dengan cairan tubuh disini adalah
darah, semen, cairan vagina, cairan serebrospinal
dan air susu ibu. Dalam konsentrasi yang lebih
kecil, virus juga terdapat di dalam air mata, air
kemihi dan air ludah.
HIV ditularkan melalui cara-cara berikut:
Hubungan seksual dengan penderita, dimana
selaput lendir mulut, vagina atau rektum
berhubungan langsung dengan cairan tubuh
yang terkontaminasi
Suntikan atau infus darah yang
terkontaminasi, seperti yang terjadi pada
transfusi darah, pemakaian jarum bersama-
sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum
yang terkontaminasi virus HIV
Pemindahan virus dari ibu yang terinfeksi
kepada anaknya sebelum atau selama proses
kelahiran atau melalui ASI.Kemungkinan
terinfeksi oleh HIV meningkat jika kulit atau
selaput lendir robek atau rusak, seperti yang
bisa terjadi pada hubungan seksual yang kasar,
baik melalui vagina maupun melalui anus.
Penelitian menunjukkan kemungkinan
penularan HIV sangat tinggi pada pasangan
seksual yang menderita herpes, sifilis atau
penyakit menular seksual lainnya, yang
mengakibatkan kerusakan pada permukaan
kulit.
Penularan juga bisa terjadi pada oral seks
(hubungan seksual melalui mulut), walaupun
lebih jarang.
Virus pada penderita wanita yang sedang
hamil bisa ditularkan kepada janinnya pada
awal kehamilan (melalui plasenta) atau pada
saat persalinan (melalui jalan lahir).
Anak-anak yang sedang disusui oleh ibu yang
terinfeksi HIV bisa tertular melalui ASI.
Beberapa anak tertular oleh virus ini melalui
penganiayaan seksual.
HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa atau
kontak dekat yang tidak bersifat seksual di
tempat bekerja, sekolah ataupun di rumah.
Belum pernah dilaporkan kasus penularan HIV
melalui batuk atau bersin penderita maupun
melalui gigitan nyamuk.
Penularan dari seorang dokter atau dokter gigi
yang terinfeksi terhadap pasennya juga sangat
jarang terjadi.
Berbagai cara penularan infeksi HIV
GEJALA
Beberapa penderita menampakkan gejala yang
menyerupai mononukleosis infeksiosa dalam
waktu beberapa minggu setelah terinfeksi.
Gejalanya berupa demam, ruam-ruam,
pembengkakan kelenjar getah bening dan rasa
tidak enak badan yang berlangsung selama 3-14
hari. Sebagian besar gejala akan menghilang,
meskipun kelenjar getah bening tetap membesar.
Selama beberapa tahun, gejala lainnya tidak
muncul. Tetapi sejumlah besar virus segera akan
ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh
lainnya, sehingga penderita bisa menularkan
penyakitnya.
Dalam waktu beberapa bulan setelah terinfeksi,
penderita bisa mengalami gejala-gejala yang
ringn secara berulang yang belum benar-benar
menunjukkan suatu AIDS.
Penderita bisa menunjukkan gejala-gejala infeksi
HIV dalam waktu beberapa tahun sebelum
terjadinya infeksi atau tumor yang khas untuk
AIDS.
Gejalanya berupa:
- pembengkakan kelenjar getah bening
- penurunan berat badan
- demam yang hilang-timbul
- perasaan tidak enak badan
- lelah
- diare berulang
- anemia
- thrush (infeksi jamur di mulut).
Secara definisi, AIDS dimulai dengan rendahnya
jumlah limfosit CD4+ (kurang dari 200 sel/mL
darah) atau terjadinya infeksi oportunistik (infeksi
oleh organisme yang pada orang dengan sistem
kekebalan yang baik tidak menimbulkan penyakit).
Juga bisa terjadi kanker, seperti sarkoma Kaposi
dan limfoma non-Hodgkin.
Gejala-gejala dari AIDS berasal dari infeksi HIVnya
sendiri serta infeksi oportunistik dan kanker.
Tetapi hanya sedikit penderita AIDS yang
meninggal karena efek langsung dari infeksi HIV.
Biasanya kematian terjadi karena efek kumulatif
dari berbagai infeksi oportunistik atau tumor.
Organisme dan penyakit yang dalam keadaan
normal hanya menimbulkan pengaruh yang kecil
terhadap orang yang sehat, pada penderita AIDS
bisa dengan segera menyebabkan kematian,
terutama jika jumlah limfosit CD4+ mencapai 50
sel/mL darah.
Beberapa infeksi oportunistik dan kanker
merupakan ciri khas dari munculnya AIDS:
1. Thrush.
Pertumbuhan berlebihan jamur Candida di
dalam mulut, vagina atau kerongkongan,
biasanya merupakan infeksi yang pertama
muncul.
Infeksi jamur vagina berulang yang sulit
diobati seringkali merupakan gejala dini HIV
pada wanita. Tapi infeksi seperti ini juga bisa
terjadi pada wanita sehat akibat berbagai
faktor seperti pil KB, antibiotik dan
perubahan hormonal.
2. Pneumonia pneumokistik.
Pneumonia karena jamur Pneumocystis
carinii merupakan infeksi oportunistik yang
sering berulang pada penderita AIDS.
Infeksi ini seringkali merupakan infeksi
oportunistik serius yang pertama kali
muncul dan sebelum ditemukan cara
pengobatan dan pencegahannya,
merupakan penyebab tersering dari
kematian pada penderita infeksi HIV
3. Toksoplasmosis.
Infeksi kronis oleh Toxoplasma sering
terjadi sejak masa kanak-kanak, tapi gejala
hanya timbul pada sekelompok kecil
penderita AIDS.
Jika terjadi pengaktivan kembali, maka
Toxoplasma bisa menyebabkan infeksi
hebat, terutama di otak.
4. Tuberkulosis.
Tuberkulosis pada penderita infeksi HIV,
lebih sering terjadi dan bersifat lebih
mematikan.
Mikobakterium jenis lain yaitu
Mycobacterium avium, merupakan
penyebab dari timbulnya demam,
penurunan berat badan dan diare pada
penderita tuberkulosa stadium lanjut.
Tuberkulosis bisa diobati dan dicegah
dengan obat-obat anti tuberkulosa yang
biasa digunakan.
5. Infeksi saluran pencernaan.
Infeksi saluran pencernaan oleh parasit
Cryptosporidium sering ditemukan pada
penderita AIDS. Parasit ini mungkin didapat
dari makanan atau air yang tercemar.
Gejalanya berupa diare hebat, nyeri perut
dan penurunan berat badan.
6. Leukoensefalopati multifokal progresif.
Leukoensefalopati multifokal progresif
merupakan suatu infeksi virus di otak yang
bisa mempengaruhi fungsi neurologis
penderita.
Gejala awal biasanya berupa hilangnya
kekuatan lengan atau tungkai dan hilangnya
koordinasi atau keseimbangan.
Dalam beberapa hari atau minggu,
penderita tidak mampu berjalan dan berdiri
dan biasanya beberapa bulan kemudian
penderita akan meninggal.
7. Infeksi oleh sitomegalovirus.
Infeksi ulangan cenderung terjadi pada
stadium lanjut dan seringkali menyerang
retina mata, menyebabkan kebutaan.
Pengobatan dengan obat anti-virus bisa
mengendalikan sitomegalovirus.
8. Sarkoma Kaposi.
Sarkoma Kaposi adalah suatu tumor yang
tidak nyeri, berwarna merah sampai ungu,
berupa bercak-bercak yang menonjol di
kulit.
Tumor ini terutama sering ditemukan pada
pria homoseksual.
9. Kanker.
Bisa juga terjadi kanker kelenjar getah
bening (limfoma) yang mula-mula muncul
di otak atau organ-organ dalam.
Wanita penderita AIDS cenderung terkena
kanker serviks.
Pria homoseksual juga mudah terkena
kanker rektum.
Sarkoma Kaposi di kaki
Sarkoma Kaposi di daerah perianal
DIAGNOSA
Pemeriksaan yang relatif sederhana dan akurat
adalah pemeriksaan darah yang disebut tes
ELISA.
Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya
antibodi terhadap HIV, hasil tes secara rutin
diperkuat dengan tes yang lebih akurat.
Ada suatu periode (beberapa minggu atau lebih
setelah terinfeksi HI) dimana antibodi belum
positif. Pada periode ini dilakukan pemeriksaan
yang sangat sensitif untuk mendeteksi virus, yaitu
antigen P24 .
Antigen P24 belakangan ini digunakan untuk
menyaringan darah yang disumbangkan untuk
keperluan transfusi.
Jika hasil tes ELISA menunjukkan adanya infeksi
HIV, maka pada contoh darah yang sama
dilakukan tes ELISA ulangan untuk
memastikannya.
Jika hasil tes ELISA yang kedua juga positif, maka
langkah berikutnya adalah memperkuat diagnosis
dengan tes darah yang lebih akurat dan lebih
mahal, yaitu tes apusan Western. Tes ini juga
bisam enentukan adanya antibodi terhadap HIV,
tetapi lebih spesifik daripada ELISA. Jika hasil tes
Western juga positif, maka dapat dipastikan
orang tersebut terinfeksi HIV.
PENGOBATAN
Pada saat ini sudah banyak obat yang bisa
digunakan untuk menangani infeksi HIV:
1. Nucleoside reverse transcriptase inhibitor
- AZT (zidovudin)
- ddI (didanosin)
- ddC (zalsitabin)
- d4T (stavudin)
- 3TC (lamivudin)
- Abakavir
2. Non-nucleoside reverse transcriptase
inhibitor
- Nevirapin
- Delavirdin
- Efavirenz
3. Protease inhibitor
- Saquinavir
- Ritonavir
- Indinavir
- Nelfinavir.
Semua obat-obatan tersebut ditujukan untuk
mencegah reproduksi virus sehingga
memperlambat progresivitas penyakit.
HIV akan segera membentuk resistensi terhadap
obat-obatan tersebut bila digunakan secara
tunggal. Pengobatan paling efektif adalah
kombinasi antara 2 obat atau lebih, Kombinasi
obat bisa memperlambat timbulnya AIDS pada
penderita HIV positif dan memperpanjang
harapan hidup.
Dokter kadang sulit menentukan kapan
dimulainya pemberian obat-obatan ini. Tapi
penderita dengan kadar virus yang tinggi dalam
darah harus segera diobati walaupun kadar
CD4+nya masih tinggi dan penderita tidak
menunjukkan gejala apapun.
AZT, ddI, d4T dan ddC menyebabkan efek
samping seperti nyeri abdomen, mual dan sakit
kepala (terutama AZT).
Penggunaan AZT terus menerus bisa merusak
sumsum tulang dan menyebabkan anemia.
ddI, ddC dan d4T bisa merusak saraf-saraf
perifer. ddI bisa merusak pankreas.
Dalam kelompok nucleoside, 3TC tampaknya
mempunyai efek samping yang paling ringan.
Ketiga protease inhibitor menyebabkan efek
samping mual dan muntah, diare dan gangguan
perut.
Indinavir menyebabkan kenaikan ringan kadar
enzim hati, bersifat reversibel dan tidak
menimbulkan gejala, juga menyebabkan nyeri
punggung hebat (kolik renalis) yang serupa
dengan nyeri yang ditimbulkan batu ginjal.
Ritonavir dengan pengaruhnya pada hati
menyebabkan naik atau turunnya kadar obat lain
dalam darah.
Kelompok protease inhibitor banyak
menyebabkan perubahan metabolisme tubuh
seperti peningkatan kadar gula darah dan kadar
lemak, serta perubahan distribusi lemak tubuh
(protease paunch).
Penderita AIDS diberi obat-obatan untuk
mencegah infeksi ooportunistik.
Penderita dengan kadar limfosit CD4+ kurang dari
200 sel/mL darah mendapatkan kombinasi
trimetoprim dan sulfametoksazol untuk
mencegah pneumonia pneumokistik dan infeksi
toksoplasma ke otak.
Penderita dengan limfosit CD4+ kurang dari 100
sel/mL darah mendapatkan azitromisin seminggu
sekali atau klaritromisin atau rifabutin setiap hari
untuk mencegah infeksi Mycobacterium avium.
Penderita yang bisa sembuh dari meningitis
kriptokokal atau terinfeksi candida mendapatkan
flukonazol jangka panjang.
Penderita dengan infeksi herpes simpleks
berulang mungkin memerlukan pengobatan
asiklovir jangka panjang.
PROGNOSIS
Pemaparan terhadap HIV tidak selalu
mengakibatkan penularan, beberapa orang yang
terpapar HIV selama bertahun-tahun bisa tidak
terinfeksi. Di sisi lain seseorang yang terinfeksi
bisa tidak menampakkan gejala selama lebih dari
10 tahun.
Tanpa pengobatan, infeksi HIV mempunyai resiko
1-2 % untuk menjdi AIDS pada beberapa tahun
pertama. Resiko ini meningkat 5% pada setiap
tahun berikutnya.
Resiko terkena AIDS dalam 10-11 tahun setelah
terinfeksi HIV mencapai 50%.
Sebelum diketemukan obat-obat terbaru, pada
akhirnya semua kasus akan menjadi AIDS.
Pengobatan AIDS telah berhasil menurunkan
angka infeksi oportunistik dan meningkatkan
angka harapan hidup penderita.
Kombinasi beberapa jenis obat berhasil
menurunkan jumlah virus dalam darah sampai
tidak dapat terdeteksi. Tapi belum ada penderita
yang terbukti sembuh.
Teknik penghitungan jumlah virus HIV (plasma
RNA) dalam darah seperti polymerase chain
reaction (PCR) dan branched deoxyribonucleid
acid (bDNA) test membantu dokter untuk
memonitor efek pengobatan dan membantu
penilaian prognosis penderita.
Kadar virus ini akan bervariasi mulai kurang dari
beberapa ratus sampai lebih dari sejuta virus
RNA/mL plasma.
Pada awal penemuan virus HIV, penderita segera
mengalami penurunan kualitas hidupnya setelah
dirawat di rumah sakit. Hampir semua penderita
akan meninggal dalam 2 tahun setelah terjangkit
AIDS.
Dengan perkembangan obat-obat anti virus
terbaru dan metode-metode pengobatan dan
pencegahan infeksi oportunistik yang terus
diperbarui, penderita bisa mempertahankan
kemampuan fisik dan mentalnya sampai
bertahun-tahun setelah terkena AIDS. Sehingga
pada saat ini bisa dikatakan bahwa AIDS sudah
bisa ditangani walaupun belum bisa
disembuhkan.
PENCEGAHAN
Program pencegahan penyebaran HIV dipusatkan
terutama pada pendidikan masyarakat mengenai
cara penularan HIV, dengan tujuan merubah
kebiasaan orang-orang yang beresiko tinggi
untuk tertular.
Cara-cara pencegahan ini adalah:
1. Untuk orang sehat
- Abstinens (tidak melakukan hubungan
seksual)
- Seks aman (terlindung)
2. Untuk penderita HIV positif
- Abstinens
- Seks aman
- Tidak mendonorkan darah atau organ
- Mencegah kehamilan
- Memberitahu mitra seksualnya sebelum
dan sesudah diketahui terinfeksi
3. Untuk penyalahguna obat-obatan
- Menghentikan penggunaan suntikan bekas
atau bersama-sama
- Mengikuti program rehabilitasi
4. Untuk profesional kesehatan
- Menggunakan sarung tangan lateks pada
setiap kontak dengan cairan tubuh
- Menggunakan jarum sekali pakai
Bermacam-macam vaksin sudah dicoba untuk
mencegah dan memperlambat progresivitas
penyakit, tapi sejauh ini belum ada yang berhasil.
Rumah sakit biasanya tidak mengisolasi penderita
HIV kecuali penderita mengidap penyakit menular
seperti tuberkulosa.
Permukaan-permukaan yang terkontaminasi HIV
dengan mudah bisa dibersihkan dan
disucihamakan karena virus ini rusak oleh panas
dan cairan desinfektan yang biasa digunakan
seperti hidrogen peroksida dan alkohol.
taken from : medicastore