Tuesday 28 February 2012

Gerakan Pemuda ANSOR di Batam

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Agil Siraj mengatakan ajaran Salafi Wahabi tidak cocok dengan tradisi dan budaya Islam di Indonesia. Sebab aliran ini mengajarkan kekerasan dan intoleransi.
Hal ini disampaikan Said Agil dalam acara bedah buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi: Mereka Membunuh Semuanya, Termasuk Para Ulama” yang digelar GP Ansor di Kampus Politeknik Batam,
“Wahabi mengajarkan ektrimisme dan kekerasan. Ajaran ini selangkah menuju terorisme,” kata Agil.
Menurut Agil, Islam merupakan agama yang terintegrasi dengan tradisi dan budaya yang santun dan cinta damai. Sehingga Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, apalagi mengajarkan jalan jihad melalui aksi terorisme.
Dia mengisahkan, dalam sejarah Nabi Muhammad SAW tidak pernah ada perintah menghancurkan berhala. Bahkan Nabi sering sedih ketika mendengar kabar kaum agama lain mengalami kekalahan dalam perang. Atau ketika umat Yahudi mengatakan Yesus merupakan anak haram.
”Sehingga kalau saat ini ada kelompok-kelompok yang menggunakan cara-cara kekerasan berarti mereka tidak sedang menjalankan ajaran Islam,” katanya.
Agil memang tidak mengatakan aliran Wahabi sesat. Namun dia mengecam sikap aliran Wahabi yang mengharamkan tahlilan dan amalan-amalan dengan bertawasul kepada Nabi Muhammad.
“Silahkan berwahabi, silahkan melarang tahlilan. Tapi jangan di Batam atau di Indonesia. Silakan pergi ke Afganistan, Pakistan dan negara lainnya,” kata Agil.
Meski begitu, Agil menilai aliran Wahabi cukup berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup Islam. Sebab aliran ini banyak menjalakan amalan-amalan yang justru tidak sejalan dengan ajaran Islam.
“Kalau Islam tetap toleran, maka Islam akan hidup selamanya. Tapi kalau mengedepankan ajaran-ajaran yang ekstrem dan kekerasan, sebentar lagi Islam bisa bubar,” katanya.
Sebelumnya, buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi: Mereka Membunuh Semuanya mendapat kritik dari berbagai kalangan. Buku karangan Syaikh Idahram ini dituding membela Syi’ah yang dianggap sesat. Selain itu buku ini juga dinilai mengajarkan rasisme dan menebar provokasi kebencian dan permusuhan sesama Muslim.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Agil Siraj mengatakan ajaran Salafi Wahabi tidak cocok dengan tradisi dan budaya Islam di Indonesia. Sebab aliran ini mengajarkan kekerasan dan intoleransi.

No comments:

Post a Comment